Hujan. Hari ini hujan. Saya selalu suka jika hari hujan. Buat saya hujan itu identik dengan kesejukan. Hujan itu identik dengan kedamaian. Hujan itu identik dengan rasa tenang dan relaks. Hidup di perkotaan yang padat, membuat semuanya terasa gersang. Polusi yang merajalela membuat keadaan semakin panas. Tapi begitu kota diguyur hujan, semuanya seperti tampak damai. Orang-orang yang biasanya ganas, sangar dan berbicara keras, seakan juga ikut dalam kesyahduan hujan.
Kadang saya ingin agar setiap hari selalu hujan. Agar semuanya terasa segar dan rileks. Tapi bagaimana dengan jemuran-jemuran kta? Bagaimana dengan para petani di sana? Mereka sangat menunggu sinar matahari untuk menyinari tanaman mereka. Mereka butuh kehangatan matahari untuk kesuburan tanamannya. Bagaimana dengan tukang es di jalan? Mereka bisa-bisa bangkrut karena semua orang butuh minuman hangat sewaktu hujan.
Hujan selalu membuat saya merasa damai. Sebagian bahkan sampai tertidur (saking damainya). Sedangkan panas matahari di siang hari, tidak pernah membuat saya merasa lebih baik. Tapi bagaimanapun saya sada sepenuhnya, bahwa mereka, baik hujan dan matahari, selalu ada untuk yang terbaik. Saya selalu berusaha untuk mensyukuri kehadiran keduanya. Baik ketika saya basah kuyup karena kehujanan, ataupun basah kuyup bermandikan keringat sewaktu panas menyengat.
Seringkali kita protes terhadap Tuhan, manakala kita selalu diberikan hujan. Hujan jadi sering dianggap sial. Hujan itu penyebab banjir, dan orang-orang yang harus menderita akibat hujan, sangat membenci kehadiran hujan. Rumah saya juga kebanjiran sewaktu hujan deras. Jika dahulu saya biasa tenang menghadapi hujan, jika dahulu saya begitu menikmati setiap tetes hujan, maka di rumah saya sekarang, kami sekeluarga harus was-was karena hujan. Sewaktu-waktu hujan bisa jadi sangat deras. Sewaktu-waktu, rumah kami bisa kebanjiran. Walaupun demikian, saya masih tetap senang dengan datangnya hujan. Saya masih senang mendengar rintik hujan di genteng rumah.
Di lain waktu seringkali juga kita protes jika hujan tidak kunjung turun. Pana begitu menyengat. Cuaca begitu tidak bersahabat. Semua terasa panas. Tensi darah terasa naik. Emosi jadi labil dan sangat tidak nyaman. Mudah-mudahan saya selalu berusaha untuk menikmati di kala hujan ataupun cuaca panas. Saya ingin menyukuri bahwa keduanya haru datang silih berganti. Walaupun saya menikmati hujan, tidak berarti saya harus prote karena cuaca panas, dan mudah-mudahan anda juga begitu. Hanya karena hujan terlalu sering, mudah-mudahan tidak membuat kita protes pada Tuhan. Karena jika kita melakukannya. Nikmat apa lagi yang akan kita pungkiri?
0 comments:
Post a Comment